Senin, 19 Januari 2009

resistor

Resistor merupakan komponen elektronika yang paling sering digunakan dalam rangkaian-rangkaian elektronik. Resistor merupakan suatu komponen pengatur tegangan dan alat pendeteksi sinyal yang mengatur jalannya operasi rangkaian. Resistor dengan harga yang tepat sangat diperlukan, agar tegangan jatuh yang tepat dapat mengoperasikan transistor dan IC dengan sempurna.

Karakteristik Resistor

Tiga karakteristik utama yang perlu diketahui dalam suatu resistor adalah harga resistansi (W), toleransi (%), dan reting daya (Watt). Resistor tersedia dengan harga resistansi yang cukup banyak, mulai dari beberapa ohm di belakang koma sampai dengan beberapa mega ohm di depan koma. Rating daya yang tertinggi ada yang mencapai beberapa ratus watt yang terendah sampai 0.1 watt.

Rating daya sangat penting sebab ia dapat menunjukan daya maksimum yang didisipasikan tanpa meningalkan panas yang berlebihan sehingga rusak terbakar. Disipasi artinya bahwa daya sebesar I2R akan dibuang padanya. Panas yang berlebihan bisa membuat resistor tersebut terbakar dan bisa terbuka. Resistor yang terbuat dari lilitan kawat digunakan pada resistor yang disipasi dayanya 5 watt atau lebih. Untuk disipasi sebesar 2 watt atau kurang digunakan resistor karbon, hal ini lebih disukai sebab ukurannya bisa lebih kecil dan biaya pun lebih murah dibandingkan resistor yang terbuat dari lilitan kawat. Resistor yang paling umum digunakan dalam rangkain elektonik biasanya resistor karbon dan mempunyai daya 1 watt atau lebih kecil.

Untuk memilih resistor yang dalam pemakaian apapun dibutuhkan berbagai macam pertimbangan yaitu : ukuran fisiknya, bentuknya, cara pemasangan dan penyambungan pada rangkaian, harga resistansinya, disipasi dayanya, kemampuan menagani beban lebih, keandalan, perubahan resistansi terhadap frekuensi dan terhadap tegangan yang jatuh padanya, ketahanan sebagai beban, pengaruh kondisi lingkungan dan umurnya.

kondensator


Kondensator
Kondensator atau sering disebut juga dengan kapasitor dilambangkan dengan huruf C adalah komponen yang dapat menyimpan muatan listrik dalam waktu tertentu tanpa disertai dengan reaksi kimia. Tidak seperti baterai kering atau aki yang bisa menyimpan tenaga listrik namun disertai dengan reaksi kimia.
Kapasitor atau kondensator memiliki struktur yang terbuat dari plat metal dan dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik. Apabila kedua ujung plat diberi tegangan listrik, maka muatan-muatan positip akan mengumpul pada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatip yang terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Namun demikian muatan positip tidak dapat segera mengalir menuju unung kutub negative dan sebaliknya karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Dengan demikian muatan elektrik ini tersimpan selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya.
Seperti halnya resistor kapasitor juga memiliki dua jenis yaitu kapasitor tetap dan kapasitor tidak tetap (variable). Besaran nilai kapasitor diukur dengan satuan Farad. Gambar kapasitor beserta simbolnya seperti terlihat pada Gambar 2.10 berikut ini.


Gambar 2.10 Bentuk fisik dan symbol kapasitor


<'span>

Langkah-Langkah Trouble Shooting Pada Peralatan Listrik

1.Untuk mengetahui kerusakan pada suatu peralatan listrik yang perlu dilakukan pertama kali adalah men-cek apakan suplai tegangan masuk ke peralatan tersebut sesuai dengan yang diperlukan. Biasanya setiap peralatan listrik memiliki spesifikasi data yang tertera di peralatan tersebut. Untuk ini diperlukan alat untuk mengetahui hal tersebut yaitu multi tester dan tespen. Dimana multitester digunakan untuk mengukur besar tegangan dan untuk mengetahui bagus atau tidaknya sambungan-sambungan kabel, sedangkan tespen digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya fasa (biasa disebut “api”) listrik bolak-balik.

Jika kita tidak memiliki multitester, paling tidak kita harus memiliki tespen, karena selain tespen digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya arus listrik juga dapat digunakan untuk memeriksa dan mengetahui kerusakan pada peralatan listrik rumahan.

Pada peralatan listrik rumah tangga seperti setrika misalnya, untuk mengetahui penyebab kerusakan dengan menggunakan tespen dapat dilakukan dengan cara sbb.:

- Pertama-tama buka kotak terminal yang ada pada setrika, sehingga terminal kabel terlihat.

- Hubungkan setrika dengan listrik (masukkan steker setrika ke stop kontak).

- Periksa dengan menggunakan tespen apakah litrik masuk sesuai, yaitu dengan menyentuh ujung tespen ketiap-tiap terminal kabel tadi, jika kedua terminal yang di tes membuat tespen menyala (yang menandakan ada api/fasa) atau malah tidak menyala sama sekali, berarti kabel setrika tersebut ada yang putus (salah satu).

- Untuk lebih memastikan periksa kembali stop kontak, jika memang stop kontak normal (satu badan dan satu api) dapat dipastikan kabel setrika tadi bermasalah.

- Namun jika suplai normal berarti elemen setrika tersebut yang bermasalah (bisa jadi putus)

Kenapa bisa kedua terminal tadi menjadi fasa (tespen menyala)?

Hal ini didasarkan atas sifat peralatan listrik tersebut, dimana dalam hal ini setrika merupakan peralatan listrik yang bersifat induktif (belitan/kumparan), dimana suatu belitan ataupun kumparan dapat diibaratkan dengan suatu gulungan kabel yang mana ujung yang satu berhubungan dengan ujung yang lainnya, sehingga apapun yang ada di salah satu ujung belitan tersebut (baik itu fasa/api, ataupun netral/badan) akan dihantarkan ke ujung yang satunya lagi.



2. Untuk peralatan listrik yang berbau gulungan seperti kipas angin, pompa air, mikser, blender, dan lain sebagainya. Jika telah diperiksa tegangan suplai masuk sesuai dengan yang tertera namun peralatan tidak mau hidup lakukan langkah sbb.:

- petama-tama hubungkan peralatan tersebut dengan listrik, untuk hal ini kita ambil contoh saja kipas angin.

- Setelah dihubungkan dengan listrik, coba dihidupkan (dengan menekan tombol dan memutar timer).

- Jika kipas tidak berputar, rasakan apakah terdapat dengung pada bagian mesin (motor) atau belakang kipas tersebut.

- Jika tidak terdapat dengung berarti kumparan motor tidak mendapat suplai tegangan, jika hal ini terjadi cabut kembali kabel dari stop kontak dan bongkar kipas dan motornya. Lihat apakah kumparan terbakar, jika tidak berarti thermofuse putus. Thermofuse adalah sekering panas yang terdapat pada kipas angin, biasanya diletakkan melekat pada kumparan motor, bentuknya ada yang bulat memanjang ada juga yang kotak ataupun bulat pipih memanjang berwarna hitam. Ganti thermo fuse tersebut dan pasang kembali kipas, hati-hati dalam bongkar pasang motor, usahakan agar kumparan tidak lecet/terluka.

- Jika terdapat dengung, coba pancing kipas dengan cara memutar kipas menggunakan tangan, jika setelah dipancing kipas hidup normal dapat dipastikan kondensor lah yang harus diganti.

- Namun jika setelah dipancing kipas tetap tidak mau berputar, berarti terdapat salah satu kumparan start yang putus, jika begitu motor minta di gulung ulang.

Jumat, 09 Januari 2009

Thermal Over Load Relay (TOR)

Thermal Over load relay atau relay beban lebih selalu dipasang seri dengan beban yang berfungsi sebagai pengaman beban lebih. Apabila terjadi kelebihan beban, hubungan singkat, atau gangguan lainnya yang mengakibatkan naiknya arus secara otomatis, relay ini akan bekerja memutuskan arus listrik dengan beban. Sehingga keamanan beban terjaga.

Over load relay memiliki kontak Bantu NO dan NC. Kontak Bantu NC dipergunakan sebagai pengontrol operasi dari kontaktor penghubung suplai daya ke kumparan motor. Apabila terjadi gangguan arus beban lebih pada saat motor beroperasi, maka kontak Bantu NC akan membuka sehingga suplai daya akan terputus ke kontaktor dan akibatnya motor akan berhenti beroperasi.

Prinsip kerja dari suatu TOR adalah berdasarkan panas yang timbul karena adanya arus listrik yang mengalir melewati arus nominal motor. Energi panas tersebut akan diubah menjadi energi mekanik oleh logam bi metal. Akibatnya kontak NC akan terbuka sehingga operasi motor diamankan oleh pengaman TOR berhenti bekerja. Adapun kerja TOR ini tergantung kepada gangguan arus beban lebih yang terjadi dan lamanya gangguan berlangsung

Pada TOR terdapat selektor untuk memilih batasan nilai arus yang diinginkan yang biasanya disesuaikan dengan besar arus nominal beban yang akan dihubungkan.

Gambar 2.20 berikut ini menampilkan bentuk fisik dan simbol dari TOR.


a. Simbol b. Bentuk fisik

Gambar 2.20 Bentuk fisik dan simbol TOR

contactor (kontaktor)

Kontaktor adalah peralatan listrik yang bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Pada kontaktor terdapat sebuah belitan yang mana bila dialiri arus listrik akan timbul medan magnet pada inti besinya, yang akan membuat kontaknya tertarik oleh gaya magnet yang timbul tadi. Kontak Bantu NO (Normally Open) akan menutup dan kontak Bantu NC (Normally Close) akan membuka.

Kontak pada kontaktor terdiri dari kontak utama dan kontak Bantu. Kontak utama digunakan untuk rangkaian daya sedangkan kontak Bantu digunakan untuk rangkaian kontrol.

Didalam suatu kontaktor elektromagnetik terdapat kumparan utama yang terdapat pada inti besi. Kumparan hubung singkat berfungsi sebagai peredam getaran saat kedua inti besi saling melekat.

Apabila kumparan utama dialiri arus, maka akan timbul medan magnet pada inti besi yang akan menarik inti besi dari kumparan hubung singkat yang dikopel dengan kontak utama dan kontak Bantu dari kontaktor tersebut. Hal ini akan mengakibatkan kontak utama dan kontak bantunya akan bergerak dari posisi normal dimana kontak NO akan tertutup sedangkan NC akan terbuka. Selama kumparan utama kontaktor tersebut masih dialiri arus, maka kontak-kontaknya akan tetap pada posisi operasinya.

Apabila pada kumparan kontaktor diberi tegangan yang terlalu tinggi maka akan menyebabkan berkurangnya umur atau merusak kumparan kontaktor tersebut. Tetapi jika tegangan yang diberikan terlalu rendah maka akan menimbulkan tekanan antara kontak-kontak dari kontaktor menjadi berkurang. Hal ini menimbulkan bunga api pada permukaannya serta dapat merusak kontak-kontaknya. Besarnya toleransi tegangan untuk kumparan kontaktor adalah berkisar 85% - 110% dari tegangan kerja kontaktor.

Agar penggunaan kontaktor dapat disesuaikan dengan beban yang akan dikontrol, maka pada setiap kontaktor selalu dilengkapi dengan plat nama antara lain berisi data-data mengenai :

a. Perusahaan pembuat kontaktor

b. Nomor seri pembuatan

c. Tegangan nominal beban

d. Tegangan kerja kontaktor

e. Kategori penggunaan

f. Kemampuan arus yang dapat dialirkan

g. Kelas operasi

Kontak-kontak pada kontaktor ini dibagi atas dua bagian yaitu kontak utama dan kontak Bantu. Terminal 1, 3, 5 dihubungkan ke suplai (terminal masukan), terminal nomor 2,4 dan 6 dihubungkan ke rangkaian utama atau beban (terminal keluar). Untuk kontak Bantu yang menutup saat beroperasi atau normally close (NC) dan kontak Bantu yang akan membuka saat beroperasi atau normally open (NO) adalah kontak Bantu nomor 13-14, 43-44, dan 21-22 serta 41-42. terminal a dan Ab adalah coil (kumparan) yang dihubungkan ke suplai yang merupakan kumparan magnet. Beban yang dihubungkan ke kontak NO akan beroperasi bila kontaktor bekerja dan beban yang dihubungkan ke kontak NC akan beroperasi bila kontaktor tidak bekerja.

Berikut ini akan diperlihatkan gambaran simbol kontaktor beserta

penomorannya (Gambar a) dan bentuk fisik kontaktor (Gambar b).

gambar a

gambar b

AC1 digunakan untuk segala beban AC dengan faktor daya tidak kurang 0.95, misalnya pemanas atau beban non induktif.

AC2 digunakan untuk motor slip ring dengan operasi terjadi pembalikan putar atau gerakan mula. Jenis kontaktor ini hanya mampu memutuskan arus 2,5 x In. kategori ini banyak digunakan untuk mesin perkakas.

- AC3 digunakan pada motor induksi rotor sangkar yang selama pengoperasiannya selalu mengalami pengereman. Jenis ini mampu memutuskan 6-7 In. banyak dipakai pada motor penggerak, pompa konveyer, refrigerator dan lain-lain.

- AC4 digunakan pada motor induksi rotor sangkar yang bekerja secara terputus-putus dalam periode, dan adanya kerja motor membalik putaran.

<'span>

Minggu, 04 Januari 2009


Motor Induksi Tiga Fasa
Motor induksi tiga fasa bekerja akibat timbulnya medan magnet putar yang dihasilkan oleh arus stator yang mengalir pada ketiga-tiga fasa belitan stator bila stator dihubungkan dengan sumber tiga fasa. Pada saat belitan stator dihubungkan dengan sumber tiga fasa, maka mengalir arus yang merupakan fungsi waktu. Arus ini akan menghasilkan fluksi yang juga fungsi waktu. Adanya jarak setiap belitan dan beda fasa arus dalam belitan, maka fluksi yang dihasilkan oleh setiap fasa bergabung membentuk fluksi yang bergerak mengelilingi permukaan stator pada kecepatan yang konstan. Fluksi ini disebut medan putar. Terbentuknya medan putar dapat dilihat dengan memperhatikan arah aliran arus melalui ketiga fasa pada berbagai saat yang berurutan.
Perhatikan Gambar 2.1. Selisih waktu dimisalkan pada interval 60o pada gelombang arus. Misalkan arus dalam Gambar 2.1b bernilai positip, maka dalam Gambar 2.1a arus sedang mengalir sesuai arah panah. Sebagai contoh, pada waktu (1) arus fasa R dan T positip dan S negatip, maka arus fasa R dan T sedang mengalir menuju rotor atau sesuai dengan arah panah dan pada fasa S arus keluar dari rotor atau melawan arah anak panah. Pada waktu (2) arus fasa R positip sedangkan fasa T dan S negatip maka arus fasa R sedang mengalir menuju rotor sesuai arah panah dan fasa T serta fasa S keluar dari rotor atau melawan arah panah. Pada waktu (3) arus fasa R dan S mengalir sesuai arah panah sedangkan fasa T berlawanan dengan arah panah. Demikian seterusnya, pada Gambar 2.1c dapat dilihat arah arus dalam konduktor stator pada masing-masing dari keenam waktu yang berbeda.



Gambar 2.1. Pembangkitan medan putar

Medan yang dihasilkan oleh arus yang mengalir dalam ketiga belitan fasa stator bergerak mengelilingi permukaan stator. Oleh karena itu medan tersebut dinamakan medan putar yang merupakan prinsip dasar dari motor induksi tiga fasa.